Kamis, 21 Januari 2016

Sejarah Dinasti Tang

Dinasti Tang [唐朝] (Tahun 618 ~ 907) adalah Dinasti yang didirikan oleh Li Yuan [李渊] yang pada saat itu merupakan Kepala Negara Adipati “Tang [唐]” dibawah pemerintahaan Dinasti Sui. Dinasti Tang berhasil membawa China menjadi sebuah Negara yang makmur dan sejahtera dengan perekonomian yang kuat dan menjadi salah satu Dinasti yang paling berpengaruh sepanjang sejarah China.


Pada akhir-akhir masa pemerintahan Dinasti Sui, banyak terjadi pemberontakan-pemberontakan terhadap kekejaman Kaisar Sui Yang Di [隋炀帝]. Pasukan Militer pimpinan Li Yuan yang saat itu bertugas di wilayah Tai Yuan [太原] mengambil kesempatan tersebut dan berhasil menduduki Ibukota Dinasti Sui. Pada tahun 618, Li Yuan menobatkan dirinya menjadi Kaisar dan menyebutkan Dinasti barunya dengan nama Dinasti Tang. Li Yuan adalah Kaisar Pertama Dinasti Tang dengan Nama Eranya adalah “Wu De [武德]” dan bergelar Kaisar Tang Gao Zu [唐高祖]. Li Yuan juga menetapkan Ibukota kekaisarannya di  Kota Chang’an [长安].

Setelah naik tahta menjadi Kaisar, Fokus utama Kaisar Tang Gao Zu adalah membasmi kekuatan pemberontakan lainnya yakni kekuatan Xue Ju [薛举] dan Xu Ren Gao [薛仁杲] di Shang Gui [上邽], Kekuatan Wang Shi Chong [王世充] di Luo Yang dan Dou Jian De [窦建德] di Hebei sehingga kekuasaan seluruh wilayah China benar-benar berada di bawah Kekuasaan Dinasti Tang.

Pada tahun ke-9 pemerintahan Kaisar Tang Gao Zu tepatnya pada bulan 6 tanggal 4 tahun 626, Anak kedua Li Yuan yang bernama Li Shi Min [李世民] bersama beberapa pengikut setianya melakukan insiden di Gerbang Xuan Wu. Dalam Insiden tersebut, Li Shi Min membunuh kakaknya Li Jian Cheng [李建成] yang juga merupakan Putra Mahkota Dinasti Tang saat itu dan juga adiknya Li Yuan Ji [李元吉]. Ayahnya Li Yuan yang juga merupakan Kaisar Dinasti Tang terpaksa menyerahkan tahta Kekaisarannya kepada Li Shi Min. Insiden tersebut kemudian dikenal dengan “Insiden Gerbang Xuan Wu [玄武门之变]”. Pada tahun yang sama bulan ke 8, Li Shi Min naik tahta menjadi Kaisar Kedua Dinasti Tang dengan gelar Tang Tai Zong [唐太宗] dan nama era kekaisarannya adalah Zhen Guan [贞观]. Kaisar Tang Tai Zong adalah salah satu Kaisar yang bijak dan berprestasi di dalam sejarah China.

Pada tahun kedua masa pemerintahan Kaisar Tang Tai Zong, Beliau memerintahkan Menteri Pertahanan Jenderal Li Jing [李靖] melakukan perang terhadap Negara Tu Ju [突厥] (Turki Timur), Jenderal Li Jing berhasil meraih kemenangan dalam peperangan tersebut. Dengan demikian, ancaman dari Negara-negara tetangga  di bagian barat Dinasti Tang dapat diminimalisasi. Kaisar Tang Tai Zong sangat bijak dalam memakai orang-orang yang berbakat dalam membantunya mengurusi masalah pemerintahan. Beberapa diantaranya adalah Wei Zheng [魏 征], Gao Shi Lian [高士廉], Fang Xuan Ling [房玄龄], Du Ru Mei [杜如晦], Zhang Sun Wu Ji [长孙无忌]. Dalam masa pemerintahannya, Kaisar Tang Tai Zong melakukan berbagai reformasi seperti di bidang perpolitikan, pemerintahan, perekonomian serta sosial budaya. Masa tersebut merupakan puncak kejayaan Dinasti Tang. Dalam Sejarah Masa pemerintahan Kaisar Tang Tai Zong ini disebut dengan “Zhen Guan Zhi Zhi [贞 观之治]” atau “Masa Pemerintahan Zhen Guan”.

Tahun 649 bulan 4, Kaisar Tang Tai Zong yang memerintah Dinasti Tang selama 23 tahun tersebut wafat. Anak yang kesembilannya Li Zhi [李治] naik tahta menggantikan ayahnya sebagai Kaisar dengan gelar Kaisar Tang Gao Zong dan memakai nama era kekaisaran “Yong Hui [永徽]”. Setelah naik tahta, Kaisar Tang Gao Zong tetap menjalankan kebijakan ayahnya sehingga perpolitikan tetap stabil dan pertumbuhan ekonomi berkembang dengan baik. Pada tahun 655, tepatnya 6 tahun masa pemerintahan Kaisar Tang Gao Zong, beliau mengangkat Wu Ze Tian [武则天] sebagai Permaisuri. Permaisuri Wu Ze Tian mulai ikut dalam rapat dengan para menteri dan pejabat kekaisaran dan juga memiliki wewenang dalam mengambil keputusan penting. Pada tahun 655, Kaisar Tang Gao Zong meninggal dunia, putranya yang ketiga Li Xian [李显] naik tahta dengan gelar Kaisar Tang Zhong Zong [唐中宗].  Tapi tak lama kemudian dipecat oleh Ibu Suri Wu Ze Tian. Ibu Suri Wu Ze Tian kemudian mengangkat Putra  keempat Li Dan [李旦] sebagai kaisar baru dengan gelar Kaisar Tang Rui Zong [唐睿宗] . Pada tahun 690, Ibu Suri Wu Ze Tian yang saat itu berusia 67 tahun memecat Kaisar Tang Rui Zong dan mendeklarasikan dirinya menjadi Kaisar serta menggantikan nama negara menjadi Zhou [周]. Kaisar Wu Ze Tian adalah satu-satunya Kaisar Wanita di sepanjang sejarah Kekaisaran China.

Dalam Masa pemerintahan Kaisar Wu Ze Tian [武则天], Dinasti Tang mengalami kemajuan di bidang ekonomi. Kaisar Wu Ze Tian mendorong  peningkatan produktivitas di bidang Pertanian sehingga Kekayaan Dinasti Tang bertambah dan Rakyat juga hidup makmur sejahtera.  Tetapi pada akhir-akhir masa pemerintahannya, Kaisar Wu Ze Tian bertindak tidak bijak dan sangat mempercayai pejabat yang hanya menyenangkan dirinya sendiri sehingga Perdana Menterinya yang bernama Di Ren Jie [狄仁杰]  melakukan pemberontakan yang memaksa Kaisar Wu Ze Tian untuk mengundurkan diri. Li Xian yang pernah menjabat sebagai Kaisar Tang Zhong Zong kemudian naik tahta kembali menjadi Kaisar.

Kaisar Tang Zhong Zong adalah Kaisar yang lemah dan kurang berkemampuan sehingga kekuasaan pemerintahaan sepenuhnya jatuh ke tangan Permaisurinya. Putra Li Dan [李旦] yang bernama LI Long Ji [李隆基] kemudian melakukan perlawanan dan berhasil merebut kembali kekuasaan serta menobatkan dirinya menjadi Kaisar Tang dengan gelar Kaisar Tang Xuan Zong [唐玄宗]. Pada awal pemerintahannya, Kaisar Tang Xuan Zong merupakan Kaisar yang bijak, Kaisar Tang Xuan Zong melakukan Reformasi terhadap sistem pemerintahan dan memperbaiki perekonomian serta melakukan penyesuaian pajak. Dalam masa pemerintahannya, Dinasti Tang mencapai kemajuan yang pesat, Rakyat hidup dengan makmur dan sejahtera. Tetapi karena puas dengan segala pencapaiannya, Kaisar Tang Xuan Zong akhirnya menjadi malas dan kurang memperhatikan urusan pemerintahan. Pada tahun 742, Kaisar Tang Xuan Zong mempergunakan Yang Guo Zhong [杨国忠] sebagai Perdana Menteri dan memberikan kekuasaan militer yang besar kepada Jenderal An Lu Shan [安禄山] sehingga kekuasaan Kaisar menjadi semakin lemah. Pada tahun 755 bulan 11, Jenderal An Lu Shan melakukan kudeta dan berhasil menduduki Ibukota Dinasti Tang, Chang’an. Peristiwa tersebut dikenal dengan sebutan “An Shi Zhi Luan [安史之乱]”.  Kaisar Tang Xuan Zong mundur ke Kota Chengdu Propinsi Sichuan sedangkan Putera Mahkota Li Heng [李亨] menuju ke Kota Ling Wu [灵武]. Sesampai di Kota Ling Wu, Li Heng langsung menobatkan dirinya menjadi Kaisar dengan gelar Kaisar Tang Su Zong [唐肃宗] dan menyebut Kaisar Tang Xuan Zong (Ayahnya) menjadi Tai Shang Huang [太上皇].

Tahun 763, An Lu Shan berhasil dikalahkan oleh Pasukan Militer Dinasti Tang, Pemberontakan An Lu Shan dinyatakan berakhir. Pemberontakan An Lu Shan ini semakin memperlemah kondisi Dinasti Tang hingga terjadinya pemisahan diri (perpecahan) dari Dinasti Tang yang dilakukan oleh para kepala daerah.

Pada masa akhir-akhir Dinasti Tang, kekuasaan daerah menjadi lebih besar dari pemerintahaan Pusat. Kepala Daerah yang pada saat itu disebut dengan istilah Jie Du Shi [节度使] sudah tidak menghiraukan perintah dari pemerintahan pusat. Saat tersebut, pemerintahan pusat Dinasti Tang hanya disibukan dengan pembasmian pemberontakan dan sudah tidak terlalu memperhatikan perkembangan perekonomian dan sosial budayanya. Kaisar-kaisar setelah Kaisar Tang Su Zong [tahun 756-762] seperti Kaisar Tang Dai Zong (tahun 762-780) dan Kaisar Tang De Zong (tahun 780-805) adalah Kaisar-kaisar yang lemah dan kurang berkemampuan.  Tahun 806, Kaisar Tang Xian Zong naik tahta, atas bantuan para Menterinya, Kaisar Tang Xian Zong berhasil merebut kembali semua kekuasaan daerah dan mempersatukan kembali daerah-daerah dibawah pemerintahan pusat Dinasti Tang. Tetapi karena merasa sangat berjasa dan hebat, Kaisar Tang Xian Zong kemudian menindak semena-menanya dan mempercayai para kasim yang akhirnya Kaisar Tang Xian Zong dibunuh oleh para kasim-nya sendiri pada tahun 828 bulan 2. Tahun berikutnya, Kaisar Tang Mu Zong [唐穆宗] naik tahta menjadi Kaisar baru. Semenjak Kaisar Tang Mu Zong, rata-rata semua Kaisar penerusnya mempercayai adanya Obat Hidup Abadi serta sering meminum obat-obat tersebut. Bahkan terdapat 3 Kaisar yang langsung meninggal setelah meminum obat yang katanya dapat hidup abadi tersebut.  Hal ini juga mempercepat musnahnya Dinasti Tang.

Tahun 874, munculah beberapa pemberontakan yang diantaranya adalah pemberontakan yang dipimpin oleh Huang Chao [黄巢] dan Wang Xian Zhi [王仙芝]. Semenjak itu, Pemerintahan Dinasti Tang hanya berada di daerah Ibukotanya saja yaitu Chang’an.  Hingga pada tahun 907, Zhu Quan Zhong [朱全忠] yang saat itu menjabat Raja Liang [梁王] memaksa Kaisar Tang Ai Di [唐哀帝] untuk turun tahta. Zhu Quan Zhong sendiri menobatkan diri menjadi Kaisar dengan nama Dinasti barunya Dinasti Liang. Dengan demikian Dinasti Tang dinyatakan berakhir.

Setelah Dinasti Tang, China mengalami masa perpecahan yang disebut dengan zaman 5 Generasi 10 Negara (Wu Dai Shi Guo [五代十国]).

Dinasti Tang Sebagai Puncak Kebudayaan

“Dinasti Tang dianggap sebagai era keemasan dalam sejarah China, masa dimana China menjadi bangsa yang terbesar dan terkuat di dunia. Puncak kejayaan Dinasti Tang merujuk pada masa antara pemerintahan Kaisar Taizong dan Xuanzong. Selama periode ini, China menganut sebuah sistem politik etis dan berkembang pesat di semua aspek termasuk perdagangan, sosial, budaya, dan kesenian.”

Musik dan Tarian

Tarian dan musik zaman Dinasti Tang menampilkan gerakan terbaik dari generasi sebelumnya, dan mengadopsi saripati kebudayaan dari banyak bangsa minoritas maupun bangsa di Barat. Musik dan tarian pada periode ini adalah gambaran sejati dari sebuah masyarakat yang damai dan makmur dengan kemajemukan ratusan bangsa dalam keharmonisan yang sempurna.

Musik dan tarian Dinasti Tang sangat luar biasa dan mewah. Puisi dan prosanya tersusun ke dalam lagu-lagu dan syair pujian. Alat musiknya bermacam-macam, termasuk di dalamnya kecapi, harpa China dan drum.

Tariannya sangat anggun dan halus. Busananya kaya warna dan gaya. Di antara musik dan tarian Dinasti Tang ada “Musik Qingshang”, yang termasuk di dalam musik tradisional dari sejak zaman Dinasti Han dahulu. Terdapat pula “musik daratan Barat Laut” dan “musik Goryeo”, yang dinamakan serupa tempat mereka   berasal.

Potongan asli yang tersusun lengkap selama Dinasti Tang adalah sebuah kombinasi antara musik, tarian dan puisi, seringkali dalam bentuk skala besar mewakili multi golongan.

Salah satu hasil karya paling terkenal yang pernah dibuat selama Dinasti Tang adalah “Li Shimin menaklukan Wuzhou”, yakni sebuah pertunjukan megah musik dan tarian yang menggambarkan dan mengagungkan keluhuran budi Taizong dalam mengalahkan seorang musuh yang keji, menyatukan bangsa dan membawa perdamaian bagi rakyat. Musiknya sangat populer, bahkan secara luas dikenal hingga ke negara lain di luar China.

Ideologi dan kepercayaan

Dinasti Tang adalah sebuah periode ketika era Konfusianisme, Buddhisme dan Taoisme terus berkembang ke puncak kepopuleran mereka. Mengajarkan tiga ajaran ini membantu mengatur perilaku masyarakat dan menyebar ke seluruh aspek masyarakat. Sebagai hasilnya, seluruh masyarakat mampu mempertahankan sebuah standar moral yang tinggi.

Taizong tidak hanya menghormati aliran Konfusianisme namun juga mendukung Taoisme dan Buddhisme. Selama era Dinasti Tang, terdapat sebuah sistem pemujaan yang lengkap kepada langit dan bumi serta para Dewa. Orang menghargai surga dan percaya akan Tuhan. Para cendikiawan menghormati Taoisme dan menjunjung sikap pemimpin berbudi luhur, bertanggung jawab terhadap kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Konfusianisme  mengajarkan “seorang yang bajik mencintai sesama”. Aliran Taoisme mengajarkan, “penerangan Tao dan kebenaran”. Aliran Buddha mengajarkan “keselamatan dengan belas kasih”. Masyarakat pada zaman itu gigih berusaha mencari kebenaran dan dengan teguh memelihara hati yang luhur.
Taizong memerintahkan agar beberapa cendikiawan menyusun buku “Lima Keklasikan Konfusianisme”, yang menjadi standar buku pelajaran bagi siswa yang akan mengikuti ujian kerajaan. Demikian pula meninggalkan standar buku pelajaran untuk generasi berikutnya.

Dalam kesenian yang murni, terdapat pembelajaran yang didedikasikan kepada tokoh aliran Tao dan Buddha. Para musisi menyusun potongan-potongan musik Tao yang agung.
Dalam ilmu pengetahuan, seorang dokter pengobatan China terkenal, dokter Sun Simiao, penganut Taoisme yang mendedikasikan hidupnya untuk berkultivasi Tao dan menyediakan pelayanan pengobatan bagi masyarakat. Generasi selanjutnya menganugerahinya sebagai “Putra Matahari Sejati Tao” dan “Raja Pengobatan”.

Ajaran Buddha juga secara luas dipromosikan. Sejumlah besar kitab Buddha diterjemahkan dan disebarkan pada waktu itu. Orang mempercayai dharma-dharma dalam agama Buddha, dan hubungan sebab akibat karma. Mereka mengultivasi hati dan berusaha keras agar untuk menjadi lebih belas kasih.
Biksu pandai, Xuanzang, dengan hati belas kasih memutuskan pergi ke India untuk mencari beberapa kitab Buddha. Ia menghabiskan 17 tahun perjalanan jauh dan penuh rintangan ke India, dan kembali dengan membawa 657 kitab. Setelah kepulangannya, ia menerjemahkan semua kitab ke dalam bahasa Mandarin di Kuil Ci’en di Chang’an.

Taizong sangat menyambut prestasi rahib dan memberinya dorongan yang luar biasa. Selain itu, Taizong secara pribadi menuliskan beberapa kalimat prakata untuk koleksi Xuanzang. Dimulai dengan penjelasan bumi dan langit, yin dan yang, transformasi empat musim, nampak dan tak nampak, makrokopis dan mikrokopis, lalu transisi ajaran Buddha dan pujian luar biasa atas pencarian kitab Buddha. Prakata penuh dengan keagungan di setiap momentumnya, anggun dalam gaya kesusastraannya.

Pertukaran Budaya
Pemerintahan Zheng Guan sangat dikagumi oleh negara tetangga. Lebih dari 300 negara dan suku secara teratur mengirimkan utusan doplomatiknya ke China. Oleh karena itu istana kerajaan Tang mendirikan banyak organisasi untuk menyambut pengunjung asing dan menjaga hubungan baik bilateral. Banyak negara di Asia dan Afrika mengirimkan utusannya ke China. Negara lain mengadopsi banyak kebijakan dari Dinasti Tang. Di antara yang pergi ke ibu kota Chang’an, untuk mempelajari budaya Tang adalah anggota keluarga kerajaan, utusan, pelajar, seniman dan biksu. Chang’an menjadi ibu kota terbesar di dunia pada saat itu.
Guozijian (Pusat Akademi Feodal China) adalah akademi yang paling diakui di dunia. Jepang sendiri mengirimkan 19 grup utusan ke China, dengan total lebih dari 5.000, yang disebut sebagai Duta Tang Jepang. Para pelajar dari luar negeri mengakui institusi pendidikan tertinggi Tang, Guozjian.
Setelah beberapa tahun menuntut ilmu, para pelajar diizinkan menetap dan bekerja pada instansi pemerintahan China atau kembali ke negara asal mereka untuk menyebarkan budaya Han di negara mereka. Para biksu dari negara lain menetap dalam kuil dan berusaha tekun mempelajari kitab agama Buddha.
Beberapa negara mengundang para ahli China untuk mengajar di negara mereka. Sebagai contoh, biksu Jianzhen pergi ke Jepang sebanyak enam kali, membawa patung Buddha dan kitab agama Buddha ke Jepang dan menyebarkan Buddha Dharma beserta kebudayaan Tang di Jepang.  demikian Ia telah membuat kontribusi yang besar kepada pertukaran budaya antara Jepang dan China.
Kebudayaan Tang memiliki prestasi gemilang yang akan terus bersinar di peradaban masyarakat China. Juga menjadi sebuah harta karun bagi seluruh dunia dengan makna yang dalam dan pengaruh luar biasa pada negara tetangga. Akan selalu meninggalkan kebanggaan dan kemuliaan bagi rakyat China.  Kemakmuran, kerajaan yang bagaikan surga dan ketulusan Taizong, kebajikannya serta kelapangan hatinya, tidak akan terlupakan dari ingatan. ‎

0 comments:

Posting Komentar