5 Letusan Gunung Terdahsyat Sepanjang Sejarah

1. Gunung Toba, Sumatera Utara, Indonesia

Gunung Toba
Danau Toba yang terletak di Sumatera Utara, Indonesia ini dulunya adalah sebuah gunung Supervolcanic pada level 8, tertinggi diantara jenis letusan gunung berapi.
National Geographic Channel (10/11/2011), letusan Toba terjadi sekitar 67.500 sampai 75.500 tahun yang lalu. Letusan ini adalah yang terakhir dari serangkaian tiga letusan pembentukan kaldera yang terjadi di gunung berapi. Dengan kaldera yang terbentuk sebelumnya sekitar 700.000 dan 840.000 tahun yang lalu. Letusan ketiganya yang merupakan erupsi terbesar gunung tersebut menyisakan populasi dunia sebesar 5.000 - 1.000 jiwa.
Tercatat letusan terakhir ini memiliki Explosivity Index diperkirakan tertinggi sehingga dijuluki sebagai letusan “Mega-Kolosal”. Ini adalah letusan gunung berapi terbesar dalam 25 juta tahun terakhir.

2. Gunung Krakatau, Selat Sunda, Indonesia


Gunung krakatau meletus pada 1883. Mengakibatkan 36.000 orang meninggal dunia dengan abu vulkanik menutupi sinar matahari selama hampir satu tahun. Sebaran abu vulkanis terbawa angin hingga Norwegia dan New York, AS.
Menurut Simon Winchester, ahli geologi lulusan. Universitas Oxford Inggris yang juga penulis National Geographic mengatakan bahwa ledakan itu adalah yang paling besar, suara paling keras dan peristiwa vulkanik yang paling meluluhlantakkan dalam sejarah manusia modern. Suara letusannya terdengar sampai 4.600 km dari pusat letusan dan bahkan dapat didengar oleh 1/8 penduduk bumi saat itu. musnahnya 10.000 kali lebih lemah dibanding krakataukrakatau memiliki daya ledak setara dengan 150 megaton TNT. Sebagai perbandingan: ledakan Bom Nuklir hiroshima hanya memiliki daya ledak 0,015 megaton
Seperti dikutip Wikipedia.org, menurut para peneliti di University of North Dakota, ledakan Krakatau bersama ledakan Tambora (1815) mencatatkan nilai Volcanic Explosivity Index (VEI) terbesar dalam sejarah modern. The Guiness Book of Records mencatat ledakan Krakatau sebagai ledakan yang paling hebat yang terekam dalam sejarah.

3. Gunung Pinatubo, Pulau Luzon, Filipina


Gunung Pinatubo
Pinatubo adalah gunung stratovolcano aktif di Pulau Luzon, Filipina yang meledak dahsyat pada 1991. Ledakan itu dikatakan sebagai ledakan terbesar sepanjang abad 20. Berkat kesigapan pemerintah setempat, ribuan nyawa berhasil diselamatkan dari ledakan dahsyat itu.Selanjutnya, gempa-gempa kecil terjadi hingga ribuan kali terutama di sepanjang April dan Mei 1991. Selain itu, manifestasi panas bumi berupa steam vent dan gas sulfur muncul secara tiba-tiba di permukaan wilayah sekitar Pinatubo. Akibat aktivitas efusif awal selama lima hari, terbentuk kubah lava diameter sekitar 200 meter dan ketinggian sekitar 40 meter. Dengan semua tanda-tanda aktivitas prekursor di atas, dapat dipastikan sebuah letusan hebat akan terjadi. 
Atas dasar itu, Institut Vulkanologi dan Ilmu Gempa Bumi Filipina dibantu oleh United States Geological Survey (USGS) mulai melakukan peringatan kepada warga yang tempat tinggal mereka diduga termasuk daerah berpotensi rawan. Tiga zona evakuasi ditetapkan. Zona pertama mencakup daerah di radius 10 km dari puncak gunung. Zona kedua di radius 10-20 km dan zona ketiga di radius 20-40 km. Sekitar 40.000 penduduk bertempat tinggal di zona pertama dan kedua, serta sekitar 331.000 penduduk pada zona tiga. Berbagai tahap peringatan telah dilakukan baik melalui media massa, media elektronik, maupun secara langsung kepada penduduk pada zona-zona yang telah disebutkan di atas. 
Walaupun telah dilakukan berbagai peringatan, banyak juga penduduk yang tinggal di lereng gunung, baru meninggalkan desa mereka setelah ledakan pertama terjadi pada Juni. Gunung Pinatubo meletus eksplosif dengan kepulan asap setinggi 35 kilometer. Abu-abu vulkanik yang dilepaskan dalam jumlah besar terbawa angin musim hingga mencapai Laut Cina Selatan dan Samudera Hindia. Bahkan beberapa bulan kemudian keberadaannya sempat terdeteksi di Benua Amerika. Kejadian ini berakibat pada kondisi iklim dunia pada 1991-1992. Temperatur udara bumi rata-rata tercatat turun 0,7 derajat Fahrenheit atau sekitar 0,4 Celcius. Di sekitar wilayah Pinatubo, debu vulkanik itu turun dan menutupi permukaan sampai ketinggian 200 meter dan menenggelamkan permukiman penduduk, vegetasi, hewan-hewan ternak, dan jalur transportasi darat. 
Akibat ledakan daerah sekitar gunung tersebut hancur karena aliran piroklastik, abu dan lahar. Ledakan Pinatubo dimasukkan dalam ledakan level 6.

4. Gunung Vesuvius, Italia


Gunung Vesuvius (bahasa Italia: Monte Vesuvio) adalah satu-satunya gunung berapi aktif di Eropa Daratan yang terletak di sebelah timur Napoli, Italia. Pada tahun 79, letusan gunung ini menghancurkan kota Pompeii.

Pompeii adalah sebuah kota zaman Romawi kuno yang telah menjadi puing dekat kota Napoli dan sekarang berada di wilayah Campania, Italia. Pompeii hancur oleh letusan gunung Vesuvius pada 79 M. Debu letusan gunung Vesuvius menimbun kota Pompeii dengan segala isinya sedalam beberapa kaki menyebabkan kota ini hilang selama 1.600 tahun sebelum ditemukan kembali dengan tidak sengaja. Semenjak itu penggalian kembali kota ini memberikan pemandangan yang luar biasa terinci mengenai kehidupan sebuah kota di puncak kejayaan Kekaisaran Romawi. Saat ini kota Pompeii merupakan salah satu dari Situs Warisan Dunia UNESCO.

Gunung Vesuvius terkenal karena letusan dalam AD 79 yang menyebabkan kehancuran Roma kota Pompeii dan Herculaneum dan kematian 10.000 hingga 25.000 orang. Gunung ini telah meletus beberapa kali dan saat ini dianggap sebagai salah satu gunung berapi yang paling berbahaya di dunia karena terdapat penduduk sebesar 3.000.000 orang yang tinggal di dekatnya dan kecenderungan mereka tinggal ke arah ledakan (Plinian) letusan.

5. Gunung Tambora, Indonesia


Caldera Mt Tambora Sumbawa Indonesia.jpg

Gunung Tambora (atau Tomboro) adalah sebuah stratovolcano aktif yang terletak di pulau Sumbawa, Indonesia. Gunung ini terletak di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Dompu (sebagian kaki sisi selatan sampai barat laut, dan Kabupaten Bima (bagian lereng sisi selatan hingga barat laut, dan kaki hingga puncak sisi timur hingga utara), Provinsi Nusa Tenggara Barat, tepatnya pada 8°15' LS dan 118° BT. Gunung ini terletak baik di sisi utara dan selatan kerak oseanik. Tambora terbentuk oleh zona subduksi di bawahnya. Hal ini meningkatkan ketinggian Tambora sampai 4.300 m yang membuat gunung ini pernah menjadi salah satu puncak tertinggi di Nusantara dan mengeringkan dapur magma besar di dalam gunung ini. Perlu waktu seabad untuk mengisi kembali dapur magma tersebut.

Aktivitas vulkanik gunung berapi ini mencapai puncaknya pada bulan April tahun 1815 ketika meletus dalam skala tujuh pada Volcanic Explosivity Index. Letusan tersebut menjadi letusan tebesar sejak letusan danau Taupo pada tahun 181.[4] Letusan gunung ini terdengar hingga pulau Sumatra (lebih dari 2.000 km). Abu vulkanik jatuh di Kalimantan, Sulawesi, Jawa dan Maluku. Letusan gunung ini menyebabkan kematian hingga tidak kurang dari 71.000 orang dengan 11.000—12.000 di antaranya terbunuh secara langsung akibat dari letusan tersebut. Bahkan beberapa peneliti memperkirakan sampai 92.000 orang terbunuh, tetapi angka ini diragukan karena berdasarkan atas perkiraan yang terlalu tinggi. Lebih dari itu, letusan gunung ini menyebabkan perubahan iklim dunia. Satu tahun berikutnya (1816) sering disebut sebagai Tahun tanpa musim panas karena perubahan drastis dari cuaca Amerika Utara dan Eropa karena debu yang dihasilkan dari letusan Tambora ini. Akibat perubahan iklim yang drastis ini banyak panen yang gagal dan kematian ternak di Belahan Utara yang menyebabkan terjadinya kelaparan terburuk pada abad ke-19.

Akibat letusan tahun 1815, Gunung Tambora membentuk kaldera kering terbesar di Indonesia dan ketinggiannya berkurang dari sekitar 4.000 meter menjadi 2.850 meter hingga sekarang.

0 comments:

Posting Komentar